Selasa, 30 November 2010

Hukum Khitan Wanita

Hukum Khitan Wanita
Ajaran Islam (syari’ah Islamiyah) yang diturunkan Allah SWT adalah merupakan bentuk dari kasih-sayangNya kepada umat manusia. Ajaran tersebut pada umumnya sesuai dan sejalan dengan fitrah umat manusia. Salah satu contohnya adalah ajaran tentang khitan, yang sangat sejalan dengan fitrah manusia, sesuai sabda rasul SAW
عن أبي هريرة رضي الله عنه : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ( الفطرة خمس الختان والاستحداد ونتف الإبط وقص الشارب وتقليم الأظفار )
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, Fitrah itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, menggunting kumis dan memotong kuku. (HR.Imam Bukhori)[1]

Hakikat bank islam

حقيقة المصارف ألإسلامية وحكم التعامل فيها



شهد العالم في هذا العصر نقلة نوعية في العالم المصارف البنوك فبعد أن كانت البنوك التجارية التي تقوم علي اساس الفائدة الربوية هي المسيطرة علي الاقتصاد والمال في العالم, ظهرت المصارف الاسلامية التي ترفع شعار (و احل البيع وحرم الربا ) لاصلاح الاقتصاد وتخليصهما مما لا يجوز شرعاحقيقة المصارف ألإسلامية وحكم التعامل فيها



شهد العالم في هذا العصر نقلة نوعية في العالم المصارف البنوك فبعد أن كانت البنوك التجارية التي تقوم علي اساس الفائدة الربوية هي المسيطرة علي الاقتصاد والمال في العالم, ظهرت المصارف الاسلامية التي ترفع شعار (و احل البيع وحرم الربا ) لاصلاح الاقتصاد وتخليصهما مما لا يجوز شرعا
KERUSAKAN LINGKUNGAN[1]


A. Pendahuluan

Kerusakan lingkungan merupakan masalah bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Siapapun bisa berperan serta dalam menimbulkan kerusakan lingkungan dan juga bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
اقسام القرآن
SUMPAH DALAM Al-QUR'AN

1.      Definisi Sumpah (Qosam)[1]
Kata al-aqsam jamak dari kata qasam, yang memiliki arti sumpah. Ungkapan sumpah dalam bahan Arab berasal dari kata kerja  uqsimu yang mutaadi dengan  huruf ba’. Jadi ungkapan uqsimu billah artinya aku bersumpah atas nama Allah. Seperti firman Allah SWT
وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (38)
 "Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: 'Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati'." (Q.S An-Nahl: 38).
Berhubung sumpah itu banyak digunakan orang, kata kerja sumpah dihilangkan sehingga yang dipakai hanya huruf ba’nya saja. Kemudian huruf ba’ diganti dengan huruf wawu, seperti firman Allah SWT
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
 "Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)." (Q.S Al-Lail: 1).
 Kadang-kadang untuk menunjukan sumpah cukup mengunakan huruf ta’ , seperti Firman Allah SWT

Biografi ABU HASAN AL-BASHORI

ABU HASAN AL-BASHORI
A. Pendahuluan
Dalam peta pemikiran ushul fiqh madhab mutakalimin, nama Abu Hasan al-Bashori adalah nama yang cukup terkenal di dalam dunia akademis Islam, hal ini dikarenakan beliau adalah peletak dasar-dasar ushul fiqh yang berfaham Mu’tazilah, sekalipun ketenarannya masih kalah kalau di banding dengan Wasil bin Atho, sebagai pendiri paham Mu’tazilah[1].
Imam Abu Hasuin terkenal cukup produktif dalam dunia tulis menulis, terutama dalam fan ushul fiqh[2]. Kitab karangan beliau yang berjudul “al-Kitab Mu’tamad” sering dijadikan rujukan oleh imam Fakhrudin ar-Rozi dalam kitab ushul fiqhnya. Selain kitab mu’tamad karyanya Imam Abu Husain, Imam Fakhrudin ar-Rozi juga dalam kitab ushul fiqnya sering mengutip kitab “al-Mustasfa” karya Imam Ghozali[3].

Ijtihad prakodifikasi

IJTIHAD PRAKODIFIKASI USHUL FIQH

A. Ijtihad Pada Masa Nabi Muhammad SAW.
Bibit berbagai kaedah dalam mengistimbathkan hukum islam yang menjadi objek ushul fiqh telah muncul sejak zaman Rosulullah SAW., hal ini semakin berkembang ketika Rosulullah SAW. telah wafat dan persoalan hukum semakin kompleks pula, sejalan dengan meluasnya wilayah islam.[1]

Pada masa Nabi Muhammad SAW. tasyri' al-Ahkam terbagi menjadi dua priode, yang masing-masing priode memiliki corak tersendiri, yaitu [2]:
1. Priode Mekah
Priode pertama ialah priode mekah, yakni selama Nabi SAW. menetap dan berkedudukan di mekah, yang lamanya dua belas tahun dan beberapa bulan, semenjak beliau diangkat menjadi Nabi hinga beliau berhijrah ke madinah. Dalam masa itu umat islam masih sedikit dan masih sangat lemah, belum dapat membentuk dirinya sebagai suatu umat yang mempunyai souvereignity (kekuasaan yang kuat). Nabi telah mencurahkan kesunguhannya dalam priode ini untuk menanam dan mengembangkan jiwa tauhid ke dalam jiwa masing-masing individu dalam masyarakat arab serta memalingkan mereka dari penghambaan diri kepada berhala, disamping beliau menjaga diri dari aneka rupa ganguan bangsanya.

Hakekat Ijtihad

IJTIHAD

A. Definisi Ijtihad
Ijtihad diambil dari akar kata dalam bahasa arab "jahada". bentuk kata masdarnya ada dua bentuk yang berbeda artinya, yaitu[1] :
jahdun dengan arti kesunguhan atau sepenuh hati atau serius. Contoh dapat kita temukan dalam surat al-An'am ayat 109
واقسموا با لله جهد أيمانهم
“Mereka bersumpah dengan allah sesunguh-sunguhnya supah”.[2]
Juhdun dengan arti kesangupan atau keampuan yang didalamnya terkandung arti sulit, berat dan susah. Contohnya firman Allah surat at-Taubah ayat 79
والذين لايجدون الا جهدهم فيسخرون منهم
“Dan orang-orang yang tidak memperoleh selain sekedar kesangupanya, maka orang munafik itu menghina mereka”.[3]