Selasa, 30 November 2010

KERUSAKAN LINGKUNGAN[1]


A. Pendahuluan

Kerusakan lingkungan merupakan masalah bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Siapapun bisa berperan serta dalam menimbulkan kerusakan lingkungan dan juga bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.


Permasalahan kerusakan lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya adalah kerusakan air, tanah dan udara. Untuk menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu sumber penyebab kerusakan lingkungan tersebut, bagaimana proses kerusakan itu bisa terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaiannya. Akan tetapi, khusus dalam makalah ini, persoalan yang akan dibahas bukan tentang sumber penyebab kerusakan lingkungan atau bagaimana proses terjadinya kerusakan lingkungan tersebut, melainkan makalah ini akan membahas kerusakan lingkungan ditinjau dari sisi al-Qur'an melalui pendekatan tafsir maudhu'i.


B. Tafsir Maudhu'i tentang kerusakan lingkungan

Di dalam al-Qur'an terdapat banyak ayat yang menyinggung tentang masalah kerusakan lingkungan, diantaranya surat al-Baqoroh ayat 11 yang menceritakan tentang keingkaran manusia dalam menggelola bumi.


“Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah membuat kerusakan di muka bumi”, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. 2 : 11)[2].

Redaksi ayat لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ yang memiliki arti "janganlah membuat kerusakan di bumi" sangat jelas menyebut kata di bumi, hal ini mengisyratkan bahwa apabila penggerusakan itu terjadi maka dampak yang ditimbulkan sangat luas sekali, sehinga kalau dibiarkan kerusakan tersebut akan menyebar keseluruh persada bumi, baik tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun manusia.

Abu Ja'far menafsiri ayat لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ yang memiliki arti "janganlah kamu sekalian membuat kerusakan dimuka bumi" diatas dengan لا تعصُوا في الأرض yang memiliki arti "janganlah kamu sekalian melakukan maksiat dimuka bumi", hal ini dikarenakan kerusakan yang terjadi dimuka bumi ini disebabkan karena manusia melakukan maksiat.[3]

Maksiat ini timbul disebabkan keserakahan manusia dan keenganan manusia untuk menggikuti petunjuk Allah SWT dalam mengelola bumi ini dengan benar. Sehingga terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi yang disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri, sebagaimana firman Allah SWT

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."{QS.ar-Ruum:41-42}[4]

Isi kandungan surat ar-Ruum ayat 41-42

1. Selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakanlah sebagai khalifah dimuka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk Nya, khususnya manusia.

2. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian mannusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.

3. Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali tercermin dalam beberpa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi

4. Tentang memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, banyak upaya yang bisa dilakukan, seperti yang terdapat pada amanat GBHN, rehabilitasi SDA berupa hutan, tanah dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi. Dalam lingkungan ini program penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.[5]


Allah SWT juga berfirman dalam surat al-A'rof ayat 56-58 tentang pentingnya pedului lingkungan;

" Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.{QS.al-A'rof 56-58}[6]

Isi Kandungan surat al-A'rof 56-58

1. Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan

2. Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi

3. Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi karena Dia telah menjadikan manusia sebagai khalifahnya. Larangan berbuat kerusakan ini mencakup semua bidang, termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan sumber-sumber penghidupan orang lain (lihat QS Al Qasas : 4).

4. Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada hambanya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat Nya. Angin yang membawa awan tebal, di halau ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya karena tidak ada air, sumur yang menjadi kering karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang menderita lapar dan haus. Lalu dia menurunkan hujan yang lebat di negeri itu sehingga negeri yang hampir mati tersebut menajdi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, dia telah menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman yang berlimpah ruah[7].


C. Simpulan

Dari pemaparan data diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Masalah kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini diakibatkan oleh tindakan manusia itu sendiri

2. Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi karena Dia telah menjadikan manusia sebagai khalifahnya.

3. Seluruh isi bumi ini diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan.


[1] Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Ulumul Qur'an yang diampu oleh DR.Wawan Juwandi

[2] Al-Qur'an Digital dan Terjemahnya, keyword Ÿ (#r߉šøÿè?لا

[3] Tafsir Ibnu Kasir, Maktabah Syamilah, hal 180, keyword لا تعصُوا في الأرض

[4] Op.cit, keyword Š$|¡xÿø9$#

[5] Didownload dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07

[6]Op.cit, Keyword #r߉šøÿè?

[7] Didownload dari http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar